[HIJJAZ RECORDS PUBLISHING] DAULAH ABBASIYYAH ZAMAN KEEMASAN PERADABAN ISLAM
- Regular price
- RM 29.92
- Sale price
- RM 29.92
- Regular price
-
RM 39.90
Share
Terbitan: HR Publishing
Penulis: Syed Mahadzir Syed Ibrahim
Kekhalifahan Abbasiyyah atau Bani Abbasiyyah adalah kekhalifahan kedua Islam yang berkuasa di Baghdad (sekarang ibu kota Iraq) dan kemudian berpindah ke Kaherah atau Qairo sejak tahun 1261. Kekhalifahan ini berkembang pesat dan menjadikan dunia Islam sebagai pusat pengetahuan dunia. Kekhalifahan ini berkuasa setelah merebutnya dari Bani Umaiyyah dan menundukkan semua wilayahnya kecuali Andalusia. Selama 50 tahun mengambil masa kekuasaan memintas Iran, kekhalifahan dipaksa menyerahkan kekuasaan kepada dinasti-dinasti setempat, yang sering disebut sebagai amir atau sultan. Menyerahkan Andalusia kepada keturunan Bani Umaiyyah yang melarikan diri, Maghreb dan Ifriqiya kepada Aghlabiyyah dan Fatimiyah. Kejatuhan totalnya pada tahun 1258 disebabkan serangan bangsa Mongol yang dipimpin oleh Hulagu Khan yang menghancurkan Baghdad dan tidak menyisakan sedikitpun dari pengetahuan yang dihimpun diperpustakaan Baghdad. Kekhalifahan Bani Abbasiyyah berterusan di Qairo mulai tahun 1261 di bawah naungan Kesultanan Mamluk Mesir. Kekhalifahan di Qairo ini berakhir ketika Mesir ditakluk oleh Kesultanan Utsmaniyyah tahun 1517.
Pada masa pemerintahan Khalifah Marwan II, pertentangan semakin memuncak dan akhirnya pada tahun 750, Abu Al-Abbas Asy-Shaffah beraya meruntuhkan Daulah Umaiyyah dan kemudian dilantik sebagai khalifah. Bani Abbasiyyah berjaya memegang kekuasaan kekhalifahan selama lima abad, mengkonsolidasikan kembali kepimpinan gaya Islam dan menyuburkan ilmu pengetahuan dan pengembangan budaya Timur Tengah. Tetapi pada tahun 940 kekuatan kekhalifahan menyusut ketika orang-orang bukan Arab, khususnya orang Turki (dan kemudian diikuti oleh Mamluk di Mesir pada pertengahan abad ke-13), mulai mendapatpengaruh dan mulai memisahkan diri dari kekhalifahan. Meskipun begitu, kekhalifahan tetap bertahan sebagai simbol yang menyatukan umat Islam. Pada masa pemerintahannya, Bani Abbasiyyah mengatakan bahawa dinasti mereka tidak mampu disaingi. Namun kemudian, Said bin Husain, seorang Syiah dari Dinasti Fatimiyyah mengaku keturunan anak perempuan Nabi Muhammad SAW, mengatakan dirinya sebagai Khalifah pada tahun 909, sehinggakan timbul kekuasaan berganda di daerah Afrika Utara. Pada awalnya beliau hanya menguasai Marocco, Aliazair, Tunisia, dan Libya. Namun kemudian, beliau mulai memperluaskan daerah kekuasaannya sehingga ke Mesir dan Palestin, sebelum akhirnya Bani Abbasiyyah berjaya merampas kembali daerah yang sebelumnya telah mereka kuasai, dan hanya menyisakan Mesir sebagai daerah kekuasaan Bani Fatimiyyah. Dinasti Fatimiyyah kemudiannya runtuh pada tahun 1171. Manakala Bani Umaiyyah dapat bertahan dan terus memimpin komuniti Muslim di Sepanyol, kemudian mereka kembali memakai gelaran Khalifah pada tahun 929, sehingga akhirnya dijatuhkan kembali pada tahun 1031.