• deli
  • MERANTAU_KE_DELI_PORTAL
  • Screenshot_2023-03-24_124438
  • Screenshot_2023-03-24_124533
  • Screenshot_2023-03-24_124603
  • Screenshot_2023-03-24_124648
  • Screenshot_2023-03-24_124621
1
SALE

[PTS] KARYA HAMKA: MERANTAU KE DELI

Regular price
RM 22.00
Sale price
RM 22.00
Regular price
RM 0.00
Secure payments | SMOBookstores Online
Secure payments
Authentic products | SMOBookstores Online
Authentic products

Terbitan: PTS

Penulis: HAMKA


Cinta adalah penyatuan dua hati, sehinggalah takdir berkata sebaliknya.

Untuk novel ini, HAMKA memilih untuk bercerita tentang cinta lelaki yang merantau, dan setianya seorang perempuan yang tidak dipandang darjat keturunannnya.

Pada ketika perempuan setia itu sudah Bahagia, lelaki yang dikasihinya perlu memilih antara dia dan darjat keturunan.

Apa akhirnya perempuan setia itu? Apa jadinya kepada lelaki yang terpaksa memilih?



Ramai dan riuh-rendah orang di kebun. Hari sekarang malam satu, malam tanggal bulan yang baru, pekerja-pekerja berlarian dalam kantor setelah meneriam gaji masing-masing, gaji yang menyebabkan setiap hari mereka memeras keringat dengan tiada mengingat payah dan lelah. Yang harus mereka terima 30x45 sen, setelah dipotong pinjaman tinggal 15 dan telah dipotong cukai, sisanya itulah sekarang yang masuk ke dalam saku mereka, namun wajah mereka masing-masing kelihatan juga berseri-seri.

Sebelum menerima wang itu mereka cerdik, banyak yang perlu dan banyak yang kurang. Tetapi setelah ada dalam tangan, mereka bingung, mereka lupa apakah gerangan yang akan dibeli. Dalam kebingungan itu hari sudah malam, di kiri kanan jalan yang mereka lalui menuju pondok, kedengaran riuh-rendah orang menyorakkan jualannya, penjual kain, nasi, mi, martabak, sirap dan ubat. Di sela-sela pedagang-pedagang itu kelihatan pula beberapa orang juara judi mengembangkan tikar judinya, memutar dadu. Maka ratusan buruh yang keluar dari pejabat itu pun sebagai orang kebingunganlah, ada yang pergi ke kedai kain, ada yang pergi "membeslah" mi sepinggan, sebab telah berhari-hari lamanya dia telah berdendam dengan mi itu. Ada pula yang sudah ketagihan judi, terus saja menerobos ke tikar yang sedang dibentangkan itu, duduk di sana mempermainkan wang yang baru saja diterimanya. Akhirnya ada yang tegak kembali dengan muka jernih berseri-seri, sebab dia menang, ada pula yang lain menepuk-nepukkan tangannya ke pahanya, sebab wang baru diterimanya pukul lima tadi, pukul tujuh malam telah musnah semuanya.